Senin, 17 Oktober 2011

TUGAS BAB II

PENGERTIAN INDIVIDU, MASYARAKAT DAN KELUARGA


1.      INDIVIDU

Individu  berasal dari bahasa latin individuum yang artinya yang tak terbagi. Jadi merupakan sebutan yang dapat dipakai untuk menyatakan suatu kesatuan yang paling kecil dan terbatas. Dalam ilmu sosial, individu menekankan penyelidikan kepada kenyataan-kenyataan hidup yang istimewa.
Individu bukan berarti manusia sebagai suatu keseluruhan yang tak dapat dibagi, melainkan sebagai kesatuan yang terbatas, yaitu sebagai manusia perseorangan. Dengan demikian sering digunakan sebutan orang-seorang atau manusia perseorangan. Sifat dan fungsi orang-orang disekitar kita adalah makhluk-makhluk yag agak berdiri sendiri, dalam berbagai hal bersama-sama satu sama lain. Tetapi dalam banyak hal terdapat perbedaannya.
Dalam ilmu sosial individu merupakan bagian terkecil dari kelompok masyarakat yang tidak dapat dipisah lagi menjadi bagian yang lebih kecil. Umpama keluarga sebagai kelompok sosial yang terkecil terdiri dari ayah, ibu dan anak. Ayah merupakan individu yang sudah tidak dapat dibagi lagi, demikian pula Ibu. Anak masih dapat dibagi sebab dalam suatu keluarga jumlah anak dapat lebih dari satu.Individu sebagai mahkluk ciptaan Tuhan di dalam dirinya selalu dilengkapi oleh kelengkapan hidup yang meliputi raga, rasa, rasio, dan rukun.
1. Raga, merupakan bentuk jasad manusia yang khas yang dapat membedakan antara individu yang satu dengan yang lain, sekalipun dengan hakikat yang sama
2. Rasa, merupakan perasaan manusia yang dapat menangkap objek gerakan dari benda-benda isi alam semesta atau perasaan yang menyangkut dengan keindahan
3. Rasio atau akal pikiran, merupakan kelengkapan manusia untuk mengembangkan diri, mengatasi segala sesuatu yang diperlukan dalam diri tiap manusia dan merupakan alat untuk mencerna apa yang diterima oleh panca indera.
4. Rukun atau pergaulan hidup, merupakan bentuk sosialisasi dengan manusia dan hidup berdampingan satu sama lain secara harmonis, damai dan saling melengkapi. Rukun inilah yang dapat membantu manusia untuk membentuk suatu kelompok social yang sering disebut masyarakat.
2.      MASYARAKAT

Banyak para ahli telah memberikan pengertian tentang masyarakat. Smith, Stanley dan Shores mendefinisikan masyarakat sebagai suatu kelompok individu-individu yang terorganisasi serta berfikir tentatang diri mereka sendiri sebagai suatu kelompok yang berbeda. (Smith, Stanley, Shores, 1950, p. 5). Dari pengertian tersebut di atas ada dua hal yang perlu diperhatikan yaitu bahwa masyarakat itu kelompok yang terorganisasi dan masyarakat itu suatu kelompok yang berpikir tentang dirinya sendiri yang berbeda dengan kelompok yang lain. Oleh karena itu orang yang berjalan bersama-sama atau duduk bersama-sama yang tidak terorganisasi bukanlah masyarakat. Kelompok yang tidak berpikir tentang kelompoknya sebagai suatu kelompok bukanlah masyarakat. Oleh karena itu kelompok burung yang terbang bersama dan semut yang berbaris rapi bukanlah masyarakat dalam arti yang sebenarnya sebab mereka berkelompok hanya berdasarkan naluri saja
Znaniecki menyatakan bahwa masyarakat merupakan suatu sistem yang meliputi unit biofisik para individu yang bertempat tinggal pada suatu daerah geografis tertentu selama periiode waktu tertentu dari suatu generasi. Dalam sosiology suatu masyarakat dibentuk hanya dalam kesejajaran kedudukan yang diterapkan dalam suatu organisasi. (F Znaniecki, 1950, p. 145),
Jika kita bandingkan dua pendapat tersebut di atas tampak bahwa pendapat Znaniecki tersebut memunculkan unsur baru dalam pengertian masyarakat yaitu masyarakat itu suatu kelompok yang telah bertempat tinggal pada suatu daerah tertentu dalam lingkungan geografis tertentu dan kelompok itu merupakan suatu sistem biofisik. Oleh karena itu masyarakat bukanlah kelompok yang berkumpul secara mekanis akan tetapi berkumpul secara sistemik. Manusia yang satu dengan yang lain saling memberi, manusia dengan lingkungannya selain menerima dan saling memberi. Konsep ini dipengaruhi oleh konsep pandangan ekologis terhadap satwa sekalian alam.
Parson menjelaskan bahwa suatu sistem sosial di mana semua fungsi prasyarat yang bersumber dan dalam dirinya sendiri bertemu secara ajeg (tetap) disebut masyarakat. Sistem sosial terdiri dari pluralitas prilaku-pnilaku perseorangan yang berinteraksi satu sama lain dalam suatu lingkungan fsik. Jika masing masing individu ini berinteraksi dalam waktu yang lama dari generasi ke generasi dan terjadi pada proses sosialisasi pada generasi tersebut maka aspek ini akan menjadi aspek yang penting dalam sistem sosial. Dalam berintegrasi dan bersosialisasi ini kelompok tersebut mempergunakan kerangka acuan pendidikan.
Dari berbagai pendapat tersebut di atas maka W F Connell (1972, p. 68-69) menyimpulkan bahwa masyarakat adalah (1) suatu kelompok orang yang berpikir tentang diri mereka sendiri sebagai kelompok yang berbeda, diorganisasi, sebagai kelompok yang diorganisasi secara tetap untuk waktu yang lama dalam rintang kehidupan seseorang secara terbuka dan bekerja pada daerah geografls tertentu, (2) kelompok orang yang mencari penghidupan secara berkelompok, sampai turun temurun dan mensosialkan anggota anggotanya melalui pendidikan, (3) suatu ke orang yang mempunyai sistem kekerabatan yang terorganisasi yang mengikat anggota-anggotanya secara bersama dalam keselurühan yang terorganisasi.
 
Pendapat tersebut di atas tidak berbeda dengan pendapat Liton yang dikutip oleh Indan Encang (1982, p.14) yang menyatakan bahwa masyarakat adalah setiap kelompok manusia yang telah cukup lama hidup dan bekerja sama, sehingga mereka itu dapat mengorganisasikan dirinya dan berpikir tentang dirinya sebagai satu kesatuan sosial dengan batas-batas tartentu.

3.      KELUARGA

Keluarga berasal dari bahasa sansekerta “kulawarga”. Kata “kula” berarti ras dan kata “warga” berarti anggota. Keluarga adalah kelompok social terdiri dari sejumlah individu, memiliki hubungan antar individu, terdapat ikatan, kewajiban, tanggung jawab diantara individu tersebut.

TUGAS BAB II


He

He is my hero, he is my inspiration, he is my spirit and he is my father. Ya, buat ku ayah ku adalah seorang pahlawan, semangat dan juga inspirasiku. Tak banyak yang tau tentang perasaan ku ini. Perasaan sayang dan cinta yang teramat mendalam untuk ayah ku .
Tak sedikit tetesan keringat yang beliau keluarkan untuk ku, entah sudah betapa lelah beliau membanting tulang untuk menghidupi ku, untuk menyekolahkan ku, dan untuk membahagiakan ku.  Tapi tak ada sedikitpun ku dengar keluhan dari beliau walaupun setiap hari beliau harus melawan terik matahari dan terkadang melawan hujan, walaupun setiap hari beliau harus melawan rasa kantuk dan rasa lelah. Ya ini adalah bukti bahwa ayah ku adalah pahlawan ku.
“selamat belajar ya sayang” kata-kata yang selalu membuat semangat ku semakin berkobar. Tak pernah bosan ayah ku mengucapkan kalimat itu untukku, dan untuk ku kata-kata itu seperti multivitamin penambah semangat dalam diri ku. Terkadang ketika rasa lelah dan malas mulai menggelayuti diri ku, aku selalu teringat ayah ku dan seketika itu pula rasa lelah dan malas berubah menjadi semangat yang luar biasa. Dan ini bukti bahwa ayah ku adalah semangat ku.
Ayah ku bukan lah seorang sarjana dari universitas ternama, ayah ku hanya lah seorang lulusan SMA, tapi beliau mampu membuktikan bahwa beliau mampu bersaing di luar sana dengan para sarjana lulusan universitas ternama di Indonesia. Beliau mampu mendapatkan pekerjaan yang layak dan beliau mampu berdiri sejajar dengan orang-orang besar di sekitar beliau. Kenyataan itu yang membuat ku bertekad untuk bisa menjadi seseorang yang LEBIH dari ayah ku dan bisa mendapatkan yang LEBIH dari yang ayah ku dapatkan. Dan lagi-lagi ini adalah bukti bahwa ayah ku inspirasi ku. 
Tak peduli seperti apa bentuk fisik ayah ku, tak peduli seperti apa latar belakang ayah ku, tak peduli orang berpendapat apa tentang ayah ku, yang ku tau ayah ku adalah laki-laki terhebat. Berbagai rintangan hidup mampu beliau lewati dengan penuh senyum dan di tengah kondisi fisik yang mulai melemah beliau tetap memiliki semangat untuk terus membesarkan ku sendiri.
Tak pernah ada secuil pun rasa malu ketika ayah ku menemaniku belanja, ke kampus, dll. Tak ada sedikitpun terlintas dalam benak ku untuk menyembunyikan jati diri ayahku, bahkan aku ingin seluruh dunia tau bahwa yang menemaniku saat itu adalah ayah ku, laki-laki terhebat dalam hidup ku.
Aku tau tak banyak yang bisa aku lakukan untuk beliau, tapi satu tekad dan cita-cita jangka pendek ku yaitu membuat beliau bangga dengan apa yang aku lakukan, aku ingin membuat beliau tersenyum akan keberhasilan ku dan kalaupun beliau harus menangis, aku ingin beliau menangis haru karena kesuksesan ku.