Jumat, 10 Januari 2014

ANAK dan MATEMATIKA


Pelajaran Matematika identik sebagai mata pelajaran rumit yang membosankan. Mungkin karena banyak pemahaman demikikian rupa sehingga anak-anak pun ikut enggan untuk mempelajari matematika. Langsung saja ya, berikut beberapa alasan anak tidak menyukai pelajaran matematik
·         Kelas yang menegangkan
Kelas yang menegangkan membuat beban tersendiri bagi siswa. Perasaan tertekan dan takut akan menghambat penyerapan materi pelajaran oleh siswa. Alih-alih menyerap materi, yang terjadi adalah siswa berharap agar jam pelajaran cepat selesai dan merdeka…….Kelas yang demikian akan “membenarkan” kesan menyeramkannya pelajaran matematika bagi anak. Kelas rileks, sersan (serius tapi santai) harusnya menjadi pilihan guru dalam mengajar
·         Guru matematika yang “menyeramkan”
Tidak seram-pun, kadang-kadang murid menganggap kita seram ketika label guru matematika melekat pada diri kita. Pemahaman arti wibawa yang kurang tepat menjadikan wibawa jadi seram, yang menyebabkan ketakutan bukan simpati. Hukuman yang sok feodal dengan terapi yang berorientasi fisik dan tidak mendidik memberi efek jerak yang kurang konstruktif. Kesan seram saja sudah membuat murid lari jadi apalagi benar-benar seram
·         Kurangnya penguasaan materi pelajaran matematika oleh guru
Bisa dibayangkan kalau seorang siswa bertanya pada gurunya tentang materi pelajaran dan sang guru tidak bisa menjawab atau menjawab seadanya, pasti siswa akan kecewa dan kepercayaannya kepada intelektualitas sang guru menjadi berkurang. Kalau sudah demikian siswa akan “menyepelekan” guru, dan payahnya bisa-bisa memicu ketidaksukaannya pada pelajaran matematika. Ingat anak lebih percaya kepada guru daripada orangtuanya
·         Penyajian materi pelajaran yang kurang menarik
Penyajian materi berulang, tidak kreatif dan monoton menyebabkan kebosanan yang jika berulang-ulang akan menjadi ketidaksukaan anak pada pelajaran matematika. Komunikasi yang hanya searah dari guru ke siswa, kurang mempertimbangkan keberadaan siswa/tidak melibatkan siswa selama proses belajar mengajar membuat berkurangnya perghargaan guru kepada siswa. Seharusnya seorang guru membuat siswa merasa berharga dengan pelibatan dirinya secara aktif selama proses belajar mengajar. Rendahnya kreatifitas guru dalam membuat soal (hanya mengacu pada buku melulu) dan pemecahan soal yang tidak kreatif juga kurang menarik bagi siswa dan pemicu kebosanan. Disamping itu jauhnya jarak yang dibuat oleh guru antara matematika dengan dunia keseharian anak akan membuat matematika seperti di awang-awang dan teoritis yang membuat anak sulit memahami matematika. Dalam menjelaskan dan membuat contoh soal buatlah matematika dekat dengan keseharian anak. 
Berdasarkan uraian diatas untuk itu perlu diterapkan beberapa hal berikut kepada anak agar anak dapat menyukai matematika.
Matematika Pelajaran yang Menyenangkan
Ajak anak belajar matematika dengan suasana santai dan nyaman serta interaktif. Berikan permainan-permainan yang berhubungan dengan pelajaran matematika. Kenalkan anak-anak dengan symbol-simbol matematika sejak dini. Misal dengan menempelkan angka dan symbol matematika berwarna-warni dengan bentuk yang lucu di dinding kamarnya. Sehingga anak-anak sudah terbiasa mengenal symbol tersebut sejak dini sehingga mereka suka matematika. Pada usia sekolah, komunikasikan dengan guru matematika di sekolah untuk mengajarkan matematika dengan eksplorasi luar ruangan atau permainan-permainan yang membuat anak semakin suka matematika.
Tanamkan Kepercayaan Diri pada Anak
Dengan memberikan lingkungan yang nyaman dan interaktif, anak akan berkembang semakin percaya diri. Tanamkan juga bahwa matematika bukan pelajaran yang sulit. Semua hal itu sulit, tetapi masih bisa dipelajari. Dengan adanya kepercayaan-diri pada anak, hal ini menjadi nilai tambah bagi mereka untuk berperan aktif dalam proses belajar mengajar.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar