Pelajaran
Matematika identik sebagai mata pelajaran rumit yang membosankan. Mungkin
karena banyak pemahaman demikikian rupa sehingga anak-anak pun ikut enggan
untuk mempelajari matematika. Langsung saja ya, berikut beberapa alasan anak
tidak menyukai pelajaran matematik
·
Kelas yang menegangkan
Kelas yang menegangkan membuat beban tersendiri bagi siswa.
Perasaan tertekan dan takut akan menghambat penyerapan materi pelajaran oleh
siswa. Alih-alih menyerap materi, yang terjadi adalah siswa berharap agar jam
pelajaran cepat selesai dan merdeka…….Kelas yang demikian akan “membenarkan”
kesan menyeramkannya pelajaran matematika bagi anak. Kelas rileks, sersan (serius tapi
santai) harusnya menjadi pilihan guru dalam mengajar
·
Guru matematika yang “menyeramkan”
Tidak seram-pun, kadang-kadang murid menganggap kita seram
ketika label guru matematika melekat pada diri kita. Pemahaman arti wibawa yang
kurang tepat menjadikan wibawa jadi seram, yang menyebabkan ketakutan bukan
simpati. Hukuman yang sok feodal dengan terapi yang berorientasi fisik dan
tidak mendidik memberi efek jerak yang kurang konstruktif. Kesan seram saja sudah membuat murid lari jadi apalagi benar-benar
seram
·
Kurangnya
penguasaan materi pelajaran matematika oleh guru
Bisa
dibayangkan kalau seorang siswa bertanya pada gurunya tentang materi pelajaran
dan sang guru tidak bisa menjawab atau menjawab seadanya, pasti siswa akan
kecewa dan kepercayaannya kepada intelektualitas sang guru menjadi berkurang.
Kalau sudah demikian siswa akan “menyepelekan” guru, dan payahnya bisa-bisa
memicu ketidaksukaannya pada pelajaran matematika. Ingat anak lebih percaya kepada guru daripada orangtuanya
·
Penyajian
materi pelajaran yang kurang menarik
Penyajian
materi berulang, tidak kreatif dan monoton menyebabkan kebosanan yang jika
berulang-ulang akan menjadi ketidaksukaan anak pada pelajaran matematika.
Komunikasi yang hanya searah dari guru ke siswa, kurang mempertimbangkan
keberadaan siswa/tidak melibatkan siswa selama proses belajar mengajar membuat
berkurangnya perghargaan guru kepada siswa. Seharusnya seorang guru membuat
siswa merasa berharga dengan pelibatan dirinya secara aktif selama proses
belajar mengajar. Rendahnya kreatifitas guru dalam membuat soal (hanya mengacu
pada buku melulu) dan pemecahan soal yang tidak kreatif juga kurang menarik
bagi siswa dan pemicu kebosanan. Disamping itu jauhnya jarak yang dibuat oleh
guru antara matematika dengan dunia keseharian anak akan membuat matematika
seperti di awang-awang dan teoritis yang membuat anak sulit memahami
matematika. Dalam menjelaskan dan membuat contoh soal buatlah matematika dekat
dengan keseharian anak.
Berdasarkan
uraian diatas untuk itu perlu diterapkan beberapa hal berikut kepada anak agar
anak dapat menyukai matematika.
Matematika Pelajaran yang Menyenangkan
Ajak
anak belajar matematika dengan suasana santai dan nyaman serta interaktif.
Berikan permainan-permainan yang berhubungan dengan pelajaran matematika.
Kenalkan anak-anak dengan symbol-simbol matematika sejak dini. Misal dengan
menempelkan angka dan symbol matematika berwarna-warni dengan bentuk yang lucu
di dinding kamarnya. Sehingga anak-anak sudah terbiasa mengenal symbol tersebut
sejak dini sehingga mereka suka matematika. Pada usia sekolah, komunikasikan
dengan guru matematika di sekolah untuk mengajarkan matematika dengan
eksplorasi luar ruangan atau permainan-permainan yang membuat anak semakin suka
matematika.
Tanamkan Kepercayaan Diri pada Anak
Dengan
memberikan lingkungan yang nyaman dan interaktif, anak akan berkembang semakin
percaya diri. Tanamkan juga bahwa matematika bukan pelajaran yang sulit. Semua
hal itu sulit, tetapi masih bisa dipelajari. Dengan adanya kepercayaan-diri
pada anak, hal ini menjadi nilai tambah bagi mereka untuk berperan aktif dalam
proses belajar mengajar.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar