Senin, 17 Oktober 2011

TUGAS BAB II


He

He is my hero, he is my inspiration, he is my spirit and he is my father. Ya, buat ku ayah ku adalah seorang pahlawan, semangat dan juga inspirasiku. Tak banyak yang tau tentang perasaan ku ini. Perasaan sayang dan cinta yang teramat mendalam untuk ayah ku .
Tak sedikit tetesan keringat yang beliau keluarkan untuk ku, entah sudah betapa lelah beliau membanting tulang untuk menghidupi ku, untuk menyekolahkan ku, dan untuk membahagiakan ku.  Tapi tak ada sedikitpun ku dengar keluhan dari beliau walaupun setiap hari beliau harus melawan terik matahari dan terkadang melawan hujan, walaupun setiap hari beliau harus melawan rasa kantuk dan rasa lelah. Ya ini adalah bukti bahwa ayah ku adalah pahlawan ku.
“selamat belajar ya sayang” kata-kata yang selalu membuat semangat ku semakin berkobar. Tak pernah bosan ayah ku mengucapkan kalimat itu untukku, dan untuk ku kata-kata itu seperti multivitamin penambah semangat dalam diri ku. Terkadang ketika rasa lelah dan malas mulai menggelayuti diri ku, aku selalu teringat ayah ku dan seketika itu pula rasa lelah dan malas berubah menjadi semangat yang luar biasa. Dan ini bukti bahwa ayah ku adalah semangat ku.
Ayah ku bukan lah seorang sarjana dari universitas ternama, ayah ku hanya lah seorang lulusan SMA, tapi beliau mampu membuktikan bahwa beliau mampu bersaing di luar sana dengan para sarjana lulusan universitas ternama di Indonesia. Beliau mampu mendapatkan pekerjaan yang layak dan beliau mampu berdiri sejajar dengan orang-orang besar di sekitar beliau. Kenyataan itu yang membuat ku bertekad untuk bisa menjadi seseorang yang LEBIH dari ayah ku dan bisa mendapatkan yang LEBIH dari yang ayah ku dapatkan. Dan lagi-lagi ini adalah bukti bahwa ayah ku inspirasi ku. 
Tak peduli seperti apa bentuk fisik ayah ku, tak peduli seperti apa latar belakang ayah ku, tak peduli orang berpendapat apa tentang ayah ku, yang ku tau ayah ku adalah laki-laki terhebat. Berbagai rintangan hidup mampu beliau lewati dengan penuh senyum dan di tengah kondisi fisik yang mulai melemah beliau tetap memiliki semangat untuk terus membesarkan ku sendiri.
Tak pernah ada secuil pun rasa malu ketika ayah ku menemaniku belanja, ke kampus, dll. Tak ada sedikitpun terlintas dalam benak ku untuk menyembunyikan jati diri ayahku, bahkan aku ingin seluruh dunia tau bahwa yang menemaniku saat itu adalah ayah ku, laki-laki terhebat dalam hidup ku.
Aku tau tak banyak yang bisa aku lakukan untuk beliau, tapi satu tekad dan cita-cita jangka pendek ku yaitu membuat beliau bangga dengan apa yang aku lakukan, aku ingin membuat beliau tersenyum akan keberhasilan ku dan kalaupun beliau harus menangis, aku ingin beliau menangis haru karena kesuksesan ku.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar