Kamis, 12 April 2012

Budaya Membaca


Beberapa perempuan Jepang sibuk membaca di dalam Subway (kereta bawah tanah)
Meski sebagian besar waktunya dihabiskan untuk bekerja, tetapi orang Jepang pantang untuk tidak melakukan apa-apa ketika ada waktu longgar. Ketika ada waktu longgar, warga negara yang pernah hancur lebur pada Perang Dunia kedua itu memanfaatkannya untuk melakukan hal-hal yang bermanfaat, seperti membaca. Ya, budaya membaca sudah mendarah daging bagi masyarakat Jepang. Para orangtua sudah mengajarkan membaca kepada anak-anaknya sejak dini. Hasilnya, membaca bukan lagi kegiatan yang 'dipaksakan' tetapi sudah menjadi hobi.
Lagi-lagi masyarakat dan pemerintah Indonesia perlu mencontoh Jepang dalam hal pemberantasan buta aksara. Pasalnya, hampir semua orang Jepang hobi membaca. Maka jangan heran bila Anda datang ke Jepang dan masuk ke Densha (kereta listrik), sebagian besar penumpangnya dari anak-anak hingga dewasa sedang membaca buku atau koran. Tak peduli mereka mendapat duduk atau berdiri, waktu luang dalam perjalanan selalu dimanfaatkan untuk membaca.
Banyak penerbit yang mulai membuat man-ga (komik bergambar) untuk materi-materi kurikulum sekolah baik SD, SMP maupun SMA. Pelajaran Sejarah, Biologi, Bahasa, dsb disajikan dengan menarik yang membuat minat baca masyarakat semakin tinggi. Budaya baca orang Jepang juga didukung oleh kecepatan dalam proses penerjemahan buku-buku asing (bahasa Inggris, Perancis, Jerman, dsb).
Orang Jepang lebih senang bekerja secara berkelompok sehingga pekerjaan yang dihasilkan jauh lebih baik dan sempurna. Maka, jarang orang Jepang mengklaim hasil pekerjaan yang dilakukan secara berkelompok. Fenomena ini tidak hanya di dunia kerja, kondisi kampus dengan lab penelitiannya juga seperti itu, mengerjakan tugas mata kuliah biasanya juga dalam bentuk kelompok. Kerja dalam kelompok mungkin salah satu kekuatan terbesar orang Jepang.

"Ada anekdot bahwa 'satu orang professor Jepang akan kalah dengan satu orang professor Amerika, hanya 10 orang professor Amerika tidak akan bisa mengalahkan 10 orang professor Jepang yang berkelompok'. Musyawarah mufakat atau sering disebut dengan 'rin-gi' adalah ritual dalam kelompok. Keputusan strategis harus dibicarakan dalam 'rin-gi'," terang Feiles.
Sumber: http://jaringnews.com/seleb/umum/6226/membaca-sudah-mendarah-daging-bagi-orang-jepang
Kesimpulan dan pendapat:
            Menurut saya ini yang membedakan Indonesia dengan Jepang, budaya membaca orang-orang jepang tidak dipungkiri mampu membawa Jepang menjadi negara yang jauh lebih maju dibanding Indonesia. Tingkat kemajuan membaca masyarakat Indonesia sangat rendah dibanding dengan Negara-negra lainnya,ini dapat dilihat dari kehidupan sehari-hari masyarakat Indonesia. Masyarakat Indonesia lebih memilih menggunakan waktu luangnya untuk pergi berbelanja ke mall, pergi ke salon, dll dibanding dengan mengisi waktu luang mereka untuk membaca buku di perpustakaan,sedangkan masyarakat Jepang menggunakan waktu luang mereka untuk membaca buku. Masyarakat Jepang tidak hanya membaca buku diperpustakaan tetapi juga mereka terbiasa membaca buku di kendaraan umum,kebiasaan yang sungguh jauh berbeda dengan masyarakat Indonesia.
            Setiap toko buku di Jepang tak pernah sepi dari pengunjung, sedangkan toko di Indonesia terlihat amat sepi, toko buku di Indonesia akan terlihat ramai apabila tahun ajaran baru bagi para pelajar akan segera tiba, mereka mengunjungi toko buku  hanya sekedar untuk membeli perlengkapan sekolah saja. Sungguh sesuatu kenyataan yang sangat menyedihkan.
            Melihat kenyataan tersebut tidak heran jika pada akhirnya Indonesia menjadi Negara yang tertinggal dalam segala hal. Sudah seharusnya masyarakat Indonesia terutama para pelajar dan mahasiswa yang kelak akan menjadi penerus bangsa mulai mencintai pekerjaan yang sepele namun memiliki manfaat yang besar yaitu membaca. Gunakan fasilitas yang diberikan pemerintah Indonesia seperti perpustakaan daerah dan juga buku-buku gratis dengan sebaik mungkin. “hanya dengan membaca kita dapat berkeliling dunia” “buku adalah jendela ilmu” itu adalah beberapa pepatah yang seharusnya dapat meningkatkan kemauan dan kecintaan kita terhadap membaca.      

Tidak ada komentar:

Posting Komentar