Beberapa perempuan
Jepang sibuk membaca di dalam Subway (kereta bawah tanah)
Meski sebagian besar waktunya dihabiskan untuk bekerja,
tetapi orang Jepang pantang untuk tidak melakukan apa-apa ketika ada waktu
longgar. Ketika ada waktu longgar, warga negara yang pernah hancur lebur pada
Perang Dunia kedua itu memanfaatkannya untuk melakukan hal-hal yang bermanfaat,
seperti membaca. Ya, budaya membaca sudah mendarah daging bagi masyarakat
Jepang. Para orangtua sudah mengajarkan membaca kepada anak-anaknya sejak dini.
Hasilnya, membaca bukan lagi kegiatan yang 'dipaksakan' tetapi sudah menjadi
hobi.
Lagi-lagi masyarakat dan pemerintah Indonesia perlu
mencontoh Jepang dalam hal pemberantasan buta aksara. Pasalnya, hampir semua
orang Jepang hobi membaca. Maka jangan heran bila Anda datang ke Jepang dan
masuk ke Densha (kereta listrik), sebagian besar penumpangnya dari anak-anak
hingga dewasa sedang membaca buku atau koran. Tak peduli mereka mendapat duduk
atau berdiri, waktu luang dalam perjalanan selalu dimanfaatkan untuk membaca.
Banyak penerbit yang mulai membuat man-ga (komik bergambar)
untuk materi-materi kurikulum sekolah baik SD, SMP maupun SMA. Pelajaran
Sejarah, Biologi, Bahasa, dsb disajikan dengan menarik yang membuat minat baca
masyarakat semakin tinggi. Budaya baca orang Jepang juga didukung oleh
kecepatan dalam proses penerjemahan buku-buku asing (bahasa Inggris, Perancis,
Jerman, dsb).
Orang Jepang lebih senang bekerja secara berkelompok
sehingga pekerjaan yang dihasilkan jauh lebih baik dan sempurna. Maka, jarang
orang Jepang mengklaim hasil pekerjaan yang dilakukan secara berkelompok. Fenomena
ini tidak hanya di dunia kerja, kondisi kampus dengan lab penelitiannya juga
seperti itu, mengerjakan tugas mata kuliah biasanya juga dalam bentuk kelompok.
Kerja dalam kelompok mungkin salah satu kekuatan terbesar orang Jepang.
"Ada anekdot bahwa 'satu orang professor Jepang akan kalah dengan satu orang professor Amerika, hanya 10 orang professor Amerika tidak akan bisa mengalahkan 10 orang professor Jepang yang berkelompok'. Musyawarah mufakat atau sering disebut dengan 'rin-gi' adalah ritual dalam kelompok. Keputusan strategis harus dibicarakan dalam 'rin-gi'," terang Feiles.
"Ada anekdot bahwa 'satu orang professor Jepang akan kalah dengan satu orang professor Amerika, hanya 10 orang professor Amerika tidak akan bisa mengalahkan 10 orang professor Jepang yang berkelompok'. Musyawarah mufakat atau sering disebut dengan 'rin-gi' adalah ritual dalam kelompok. Keputusan strategis harus dibicarakan dalam 'rin-gi'," terang Feiles.
Sumber:
http://jaringnews.com/seleb/umum/6226/membaca-sudah-mendarah-daging-bagi-orang-jepang
Kesimpulan
dan pendapat:
Menurut saya ini yang membedakan
Indonesia dengan Jepang, budaya membaca orang-orang jepang tidak dipungkiri
mampu membawa Jepang menjadi negara yang jauh lebih maju dibanding Indonesia.
Tingkat kemajuan membaca masyarakat Indonesia sangat rendah dibanding dengan
Negara-negra lainnya,ini dapat dilihat dari kehidupan sehari-hari masyarakat
Indonesia. Masyarakat Indonesia lebih memilih menggunakan waktu luangnya untuk
pergi berbelanja ke mall, pergi ke salon, dll dibanding dengan mengisi waktu
luang mereka untuk membaca buku di perpustakaan,sedangkan masyarakat Jepang
menggunakan waktu luang mereka untuk membaca buku. Masyarakat Jepang tidak
hanya membaca buku diperpustakaan tetapi juga mereka terbiasa membaca buku di
kendaraan umum,kebiasaan yang sungguh jauh berbeda dengan masyarakat Indonesia.
Setiap toko buku di Jepang tak
pernah sepi dari pengunjung, sedangkan toko di Indonesia terlihat amat sepi,
toko buku di Indonesia akan terlihat ramai apabila tahun ajaran baru bagi para
pelajar akan segera tiba, mereka mengunjungi toko buku hanya sekedar untuk membeli perlengkapan
sekolah saja. Sungguh sesuatu kenyataan yang sangat menyedihkan.
Melihat kenyataan tersebut tidak
heran jika pada akhirnya Indonesia menjadi Negara yang tertinggal dalam segala
hal. Sudah seharusnya masyarakat Indonesia terutama para pelajar dan mahasiswa
yang kelak akan menjadi penerus bangsa mulai mencintai pekerjaan yang sepele
namun memiliki manfaat yang besar yaitu membaca. Gunakan fasilitas yang
diberikan pemerintah Indonesia seperti perpustakaan daerah dan juga buku-buku
gratis dengan sebaik mungkin. “hanya dengan membaca kita dapat berkeliling
dunia” “buku adalah jendela ilmu” itu adalah beberapa pepatah yang seharusnya
dapat meningkatkan kemauan dan kecintaan kita terhadap membaca.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar